indomitramedia.com sukadana KABUPATEN LAMPUNG TIMUR BERPOTENSI DIKEMBANGKAN BAWANG
MERAH (Allium Cepa L)
Lampung Timur-Indomitramedia.com. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diperlukan oleh masyarakat Indonesia. terutama sebagai penyedap masakan keberadaanya selalu di cari-cari oleh ibu-ibu guna melengkapi rasa masakannya.
Kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia berdasarkan SUSENAS 2016 sebesar 2,49 kg perkapital pertahun dan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Daerah sentra pengembangan dan produksi pada saat ini adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Di Kabupaten Lampung Timur dukungan program dari Kementrian Pertanian melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Lampung, berusaha keras untuk dapat mengembangkan komoditas tersebut.
Sebagai komoditas baru di Lampung Timur bawang merah dapat dikembangkan dengan 3 (tiga) persyaratan dasar yaitu (1) secara teknis dapat dilaksanakan budidaya untuk menghasilkan produksi, (2) secara ekonomi menguntungkan baik produsen (pelaku utama) pada umumnya serta
pelaku usaha khususnya, dan (3) secara sosial dapat diterima masyarakat karena tidak melanggar norma-norma sosial yang ada.
Secara teknis bawang merah telah dilakukan uji coba budidaya di Lampung Timur dalam bentuk demplot seluas 0,25 bahu di lahan sawah. Pelaksanaan demonstrasi plot (demplot) tersebut pada bulan Februari-April 2018 bertempat di desa Banjarejo Kecamatan Batanghari. Hasil yang dicapai dapat dilaporkan sebagai berikut:
– Varietas bawang merah yang ditanam yaitu Bima Curut, lokasi dilahan sawah gadu (FebruariApril 2018) petani pelaksana demplot yaitu Suroto dan sebagai penyuluh pendamping Adi Haryono.
– Setelah dipanen pada umur 59-60 hari, diperoleh produksi sebesar 1,58 ton bawang merah basah + daun per seperempat bahu. Produksi tersebut setara 6,32 ton/ha atau setara 4,74 ton/ha bawang merah kering tanpa daun (rogol).
– Dengan harga rata-rata Rp. 22.000/kg maka diperoleh penghasilan sebesar Rp 104.280.000,-, jika modal usaha sebesar Rp. 45.000.000,1 ha, maka diperoleh keuntungan usaha sebesar Rp. 59.280.000/ha dalam sekali tanam.
Berikut ini teknis budidaya bawang merah dilahan sawah:
1. Pemilihan lokasi Lokasi harus dekat dengan sumber air sehingga kebutuhan akan air dapat dipenuhi dan dapat diatur sesuai yang diinginkan. Bawah merah menghendaki air yang cukup tetapi tidak tergenang oleh karena itu air harus dapat diaturkan dengan baik yaitu dengan membuat parit sedalam 25- 30 cm. Lahan yang dipilih bukan bekas tanaman terung-terungan (cabai, tomat, kentang, terung), tetapi disarankan bekas tanaman padi, jagung dan tebu.
2. . Sebaiknya tanah aluvial (endapan) dengan pH 5,6-6,5 suhu udara 25 -32°C dan kelembaban 50- 70 %.
3. Varietas yang disarankan untuk musim penghujan (Bangkok, Filipin, Bima Curut, sembrani dan Katumi) dan untuk musim kemarau (Bima Curut, sembrani, Katumi dan Maja).
4. Pengapuran jika tanah < 6,5 dilakukan pengapuran dengan dosis sebagai berikut: pH tanah 5,50 membutuhkan kapur 5,80 ton/ ha, pH 5,00 membutuhkan kapur 7,80 ton/ha, pH 4,50 membutuhkan kapur 10,70 ton/ha dan pH 4,00 membutuhkan kapur 13,60 ton/ha. Pengapuran dilakukan pada saat pengolahan tanah pertama dan dibiarkan selama satu bulan.
5. Pengolahan Tanah di lahan sawah jerami padi dihamparkan diatas lahan atau di bakar, dibuat bedengan pertanaman dengan lebar 1,5 -1,75 m, selanjutnya dibuat saluran air dengan lebar 0,5 m dan kendaraan 0,5 m (tanah dibiarkan satu minggu). Pencangkulan pertama diatas bedengan, pencangkulan kedua dan pencangkulan ke tiga (tanah dibiarkan satu minggu setelah pencangkulan)
6. Pemupukan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada budidaya, bawang merah yaitu: waktu pemberian pupuk sebelum pencangkulan terakhir ( 7 hari sebelum tanam) NPK mutiara 500 kg/ha, SP 100 kg/ha dan KCL 60 kg/ha disebar diatas bedengan lalu di aduk dengan tanah, setelah tanam 10-15 had stelah tanam pupuk yang diberikan Urea 180 kg/ha atau ZA 400 kg/ha. Umur tanaman 30-35 had setelah tanam pupuk yang diberikan Urea 180 kg/ha. Lakukan pengairan sebelum dilakukan pemupukan, dua had sebelum dipupuk tanaman tidak boleh disiram dan penyiraman dilakukan segera setelah pemupukan.
7. Penanaman untuk mencegah serangan penyakit layu fusarium, sebelum ditanam benih bawang merah diberi perlakuan dengan fungisida mankozeb (100 kg benih + 100 g fungisida) selanjutnya benih disimpan didalam karung plastik selamal-2 hari. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 15 cm x 20 cm atau 20 cm x 20 cm. Benih ditanam dengan cara dibenamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah.
8. Pengairan umur tanaman 0-5 hari setelah tanam dilakukan penyiraman/hari (pagi dan sore)/, umur 6-25 hari setelah tanam dilakukan 1 kali penyiraman/hari (pagi dan sore), umur 26-50 dilakukan 2 kali penyiraman/hari (pagi dan sore), dan umur 51-60 hasil setelah tanam dilakukan 1 kali penyiraman/hari pada slang hari.
9. Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tumbuhan pengganggu (gulma) yang dijadikan inang bagi OPT. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan minimal setiap 4 minggu sekali.
10. Panen ciri-ciri fisik tanaman bawang merah yang siap dipanen yaitu: pangkal daun sudah lemas, daun berwama kuning, umbi sudah kompak menyembul ke permukaan tanam, umbi berwama merah tua keunguan dan sebagian besar tanaman telah rebah. Pelayuan dengan cara penjemuran daun untuk mendapatkan kulit umbi berwama merah dar berkilau (2-3 hari) di bawah sinar matahari langsung. Pengeringan dengan cara mejemur umbi bawang merah di bawah sinar matahari langsung (7-14 hari) dengan melakukan pembalikan setiap 2-3 hari. (ADVETORIAL) Sairo, RS Kabiro Indomitramedia.com Kab. Lampung Timur.